Di era digital yang serba terhubung, akses ke hiburan tanpa batas seharusnya semakin mudah. Namun, sebuah ironi menarik muncul di Indonesia, pasar dengan potensi konsumen digital yang sangat besar. Meskipun platform streaming berbayar seperti Netflix menawarkan beragam konten berkualitas tinggi, popularitas streaming gratis, baik legal maupun ilegal, tampaknya masih jauh lebih unggul di kalangan masyarakat Indonesia. Mengapa fenomena ini bisa terjadi?
Salah satu faktor utama yang mendasari preferensi ini adalah sensitivitas harga. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, biaya berlangganan platform streaming berbayar, meskipun relatif terjangkau di negara lain, masih dianggap sebagai pengeluaran tambahan yang signifikan. Budaya “gratisan” yang telah lama mengakar, ditambah dengan ketersediaan berbagai alternatif streaming gratis, membuat banyak orang enggan mengeluarkan uang untuk konten yang sama.
Selain itu, kemudahan akses ke konten gratis menjadi daya tarik tersendiri. Berbagai situs dan aplikasi ilegal menawarkan ribuan film dan serial TV tanpa biaya berlangganan. Meskipun kualitas gambar dan suara seringkali jauh di bawah standar, kemudahan untuk langsung menonton tanpa perlu registrasi atau pembayaran awal menjadi godaan yang sulit ditolak.
Kurangnya pemahaman akan nilai konten berbayar juga berperan dalam fenomena ini. Sebagian masyarakat mungkin belum sepenuhnya menyadari perbedaan kualitas, legalitas, dan dukungan terhadap industri kreatif yang ditawarkan oleh platform streaming berbayar. Konten gratis seringkali dianggap setara, padahal dari segi kualitas produksi, lisensi, dan keamanan jelas berbeda.
Pilihan konten lokal yang terbatas di beberapa platform berbayar juga menjadi pertimbangan. Meskipun Netflix dan platform lainnya mulai berinvestasi dalam konten Indonesia, jumlah dan variasi film serta serial lokal yang ditawarkan mungkin belum sepenuhnya memenuhi ekspektasi sebagian besar penonton Indonesia yang memiliki preferensi kuat terhadap konten dalam negeri.
Namun, fenomena ini bukan tanpa konsekuensi. Streaming ilegal merugikan industri kreatif, mengurangi potensi pendapatan para pembuat film dan serial, serta berisiko terhadap keamanan data pengguna. Di sisi lain, platform berbayar terus berupaya untuk menarik perhatian konsumen Indonesia dengan menawarkan harga yang lebih kompetitif, meningkatkan konten lokal, dan mengedukasi pasar tentang nilai konten legal.